INTERVIEW
Berikut ini adalah sebuah wawasancara tentang keterampilan menulis
dengan seorang Mahasiswa S2 (Guru)
No
|
Coded Transcriptions
|
Critical Analysis (Propositions)
|
Extent Theories
|
1
|
T: Bagaimana menurut pendapat Bapak tentang keterampilan menulis?
J: Menurut
saya, hidup di jaman informasi dan komunikasi seperti sekarang ini,
keterampilan menulis sebagaimana keterampilan membaca adalah sangat penting,
bahkan, saking pentingnya, kedua keterampilan itu sangat menentukan dan
mewarnai hidup dan masa depan kita.
|
Keterampilan
menulis itu penting dan akan mewarnai masa depan seseorang
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:15)
Itulah
bukti kegagalan pengajaran menulis di masa silam. Kini diperlukan paradigma
baru untuk merajut masa depan
|
2
|
T: Sesuai pengalaman Bapak, apa yang harus dilakukan
sebelum menulis?
J: Bagi
saya, titik awal untuk memulai kegiatan menulis itu adalah adanya
ide/inspirasi/ilham. Setelah ada ide atau inspirasi, baru mencari, menggali,
merenungkan fakta/data yang akan saya pakai untuk menjabarkan ide/inspirasi
pokok tersebut. Tanpa ada ide/inspirasi rasanya kok sulit untuk memulai
menulis.
|
Menulis
memerlukan ide, inspirasi dan fakta
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Setiap
kali menulis artikel para penulis berpijak pada segitiga Irex (Inspiration/
Ideas, Research, Experience) ketiga komponan itu saling terkait dalam proses
kreatif.
|
3
|
T: Mohon dijelaskan, apa motivasi Bapak dalam menulis?
J: Motivasinya
ya bisa macam-macam. Mungkin pas ada uneg-uneg pengin nulis, karena ingin
menanggapi ide orang lain, atau karena penasaran melihat suatu fenomena yang
sering terjadi adalah terpaksa karena tugas/pekerjaan.
|
Ide
menulis datang dari mana saja
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
……kami
lansung minta dikirim fotokopi laporan itu dan tergerak “berat” untuk menuliskannya
dalamk sebuah artikel.
|
4
|
T: Kendala-kendala apa yang Bapak alami dalam proses menulis?
J: Kendala yang saya
rasakan adalah keringnya/miskinnya ide, sering saya merasa ketinggalan dengan
isu yang sedang berkembang sehingga sebelum menulis sudah ada semacam beban
psikologis bahwa tulisan yang akan saya buat itu sudah basi.
|
Salah
satu hambatan dalam menulis adalah kurangnya ide.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:96)
|
5
|
T: Kenapa Bapak mengalami banyak kendala dalam hal menulis?
J: Mungkin
karena kurang membaca itu ya…
|
Kendala
menulis terjadi karena kurangnya membaca.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Bagi
kami, inspirasi itu hampir selalu datang saat atau setelah membaca.
|
6
|
T: Apa yang paling sulit dalam menulis? Kenapa?
J: Ya itu tadi, masalah ide
itu tadi. Sering sering saya merasa tertinggal dengan isu yang
sedang ”hot”, kalaupun ada ide sering saya merasa sulit menentukan sudut
pandang/angle mana yang akan saya pake sehingga tulisan saya menjadi menarik.
|
Kurangnya
ide membuat orang sulit menulis.
|
|
7
|
T: Bagaimana cara bapak dalam mengatasi kendala-kendala tersebut?
J: Ya, itulah masalahnya. Paling saya coba berdiskusi dengan teman-teman yang saya anggap lebih
ngerti tentang masalah terkait dan baca-baca sumber info yang terkait saja.
|
Diskusi
dengan teman dan baca buku akanmengatasi masalah dalam menulis.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Sewaktu
kami berkunjung ke UNY,
|
8
|
T: Mohon dijelaskan, Apakah teori-teori menulis
membantu bapak dalam kemampuan menulis?
J: Dalam
hal tertentu ya, terutama untuk tulisan yang bersifat akademis, misalnya
tentang skripsi atau tesis, kalau untuk tulisan yang lainnya saya merasa
kurang terbantu oleh teori-teori tersebut.
|
Teori
menulis bermanfaat pada moment-moment tertentu.
|
|
9
|
T: Apakah mata kuliah menulis waktu bapak kuliah banyak memberikan
konstribusi kepada bapak dalam menulis?
J: Ya itu tadi, kalau dalam
hal akademis seperti membuat makalah dll memang ya. Tapi kalau untuk menulis
cerita, puisi atau artikel untuk koran/majalah sya merasa anggak banyak
terbantu.
|
Mata
kuliah menulis bermanfaat pada moment-moment tertentu
|
|
10
|
T: Kapan dan bagaimana bapak mendapat ide atau inspirasi untuk
menulis?
J: Biasanya setelah baca tulisan orang tentang suatu isu yang menarik,
melihat fenomena sekitar yang menyentuh hati atau lihat tayangan TV
|
Ide
muncul setelah membaca artikel orang lain dan menonton TV
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Bagi
kami, inspirasi itu hampir selalu datang saat atau setelah membaca.
|
11
|
T: Dalam keadaan apa bapak biasanya dapat menulis dengan tenang?
Sambil mendengarka musikkah?
J; Biasanya kalau saya dalam keadaan mood, tenag dan melamun. Saya
tidak bisa menulis dalam keadaan kalut atau situasi gaduh. Lebih asyik lagi
kalau menulis sambil mendengarkan musik-musik yang kalem, melankolis atau
lagu-lagu yang romantis. Rasanya itu gimana gitu loh… ide-ide rasanya jadi
tercurah dan mengalir begitu saja.
|
Musik
melankolis membangkitkan gairah untuk menulis.
|
|
12
|
T: Apakah bapak menyusun draft terlebih dahulu sebelum menulis?
Kenapa?
J:
Menyusun draft tentu saja ya. Tentu saja draft itu diperlikan terutama untuk
tulisan-tulisan yang seperti makalah atau tesis karena kita perlu
menghubung-hubungkan ide/fakta untuk mendukung, membuktikan atau memberi
konteks pad aide dalam tulisan saya.
|
Menyusun
draft itu penting dalam menulis.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
Ia berproses
dalam prewriting, drafting, revising, editing and publishing.
e William Zinsser (http://www.right-writing.com/good.html)
Re-examine
each sentence that you put on paper. Is every word doing new work? ...
Simplify. Simplify."
|
13
|
T: Mohon dijelaskan langkah-langkah dalam proses menulis menurut
pengalaman bapak sendiri?
J:
Langkah-langaknya apa ya???? Mungkin pertama ada ide dulu, terus
cari/merenungkan data/fakta/argumen yang bisa jadi pendukung argumentasi atau
memberi konteks tulisan, terus bikin orat-oret atau draft itu tadi, kemudian
baru menulis.
|
Yang
pertama yang harus dilakukan dalam menulis adalah cari ide.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Setiap
kali menulis artikel para penulis berpijak pada segitiga Irex (Inspiration/
Ideas, Research, Experience) ketiga komponan itu saling terkait dalam proses
kreatif.
|
14
|
T: Berapa
kali bapak mengedit tulisan bapak?
J:
Paling satu kali, setelah menulis kemudian kita baca ulang/koreksi mungkin
ada tanda baca yang salah, ejaan salah, kata yang enggak tepat atau kalimat
yang membingungkan. Setalah itu saya anggap selesai. Kecuali kalau ada
masukan atau koreksi dari orang lain yang sifatnya fundamental maka saya
perbaiki tulisan saya lagi.
|
Pengedian
itu perlu dalam menulis
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
Ia
berproses dalam prewriting, drafting, revising, editing and publishing.
|
15
|
T: Apakah bapak mengadakan penelitian terlebih dahulu sebelum menulis?
Kenapa?
J: Nggak
mesti, kalau menulis skripsi/tesis kan memang tuntutan. Ya kalau hanya
artikel/makalah saja hanya studi pustaka/baca-baca kemudian menuangkan ide
sendiri.
|
Menulis
tidak harus melakukan penelitian terlebih dahulu.
|
|
16`
|
T: Apakah seorang editor diperlukan dalam menulis? Kenapa?
J: Kalau untuk media masa seperti Koran, majalah, jurnal penelitian
dsb, saya kira editor perlu, karena tiap-tiap media tersebut punya standar
sendiri-sendiri dalam hal isi,
|
Editor
diperlukan dalam menulis.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
e Ia berproses dalam prewriting, drafting, revising,
editing and publishing.
|
17
|
T:
Berapa lama biasanya bapak menulis?
J: Nggak mesti, untuk makalah atau artikel ringan biasanya anggak
lama. Bisa beberapa jam sampai satu atau dua hari. Kalau untuk tesis/skripsi
bisa sangat lama.
|
Menulis
memerlukan waktu
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:48)
Ajarkan
menulis sebagai proses panjang yang memerlukan kolaborasi.
|
18
|
T: Menurut bapak, apa yang harus dilakukan untuk menjadi seoang
penulis yang baik?
Wah, itu yang saya kurang tahu. Karena saya belum menjadi penulis yang
baik. Enggak tepat kalau saya menjawabnya. Anada bisa Tanya ke
penulis-penulis yang baik dan terkenal, seperti Pak Chaedar itu loo….
|
Untuk
jadi penulis yang baik harus menayakannya langsung ke seorang penulis yang
baik.
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
Kami
yakin bahwa belajar menulis itu seperti belajar kungfu, seyogiyanya berguru
kepada “sang Jagoan” yang dibuktikan dengan karya-karyanya yang telah
dipublikasikan
|
19
|
T: Apakah bapak puas dengan hasil tulisan bapak? Kenapa?
J: Enggak mesti, kadang puas, tapi yang sering merasa enggak puas,
enggak tahu kenapa ya??? Mungkin karena merasa ide belum bisa tercurah
maksimal atau setelah tulisan jadi, tulisan tersebut terasa dangkal.
|
Kurang
percaya diri bisa jadi pemacu dan bisa juga menjadi hambatan.
|
|
20
|
T: Apa yang mengilhami bapak dalam menulis? Apa obsesi bapak dalam
bidang menulis ini?
J: Biasanya kalau melihat penulis besar dan terkenal atau baca tulisan
yang bagus dan menarik.
Obsesinya apa ya??? Mungkin kalau Allah mengizinkan saya ingin jadi
penulis yang baik dan produktif. Kalau bisa malah saya ingin bisa hidup dari
menulis.
|
Penulis-penulis
besar mengilhami seseorang dalam menulis.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar