Minggu, 07 Agustus 2016

INTERVIEW TENTANG KETERAMPILAN MENULIS

INTERVIEW
Berikut ini adalah sebuah wawasancara tentang keterampilan menulis dengan seorang Mahasiswa S2 (Guru)


No
Coded Transcriptions
Critical Analysis (Propositions)
Extent Theories
1
T: Bagaimana menurut pendapat Bapak tentang keterampilan menulis?
J: Menurut saya, hidup di jaman informasi dan komunikasi seperti sekarang ini, keterampilan menulis sebagaimana keterampilan membaca adalah sangat penting, bahkan, saking pentingnya, kedua keterampilan itu sangat menentukan dan mewarnai hidup dan masa depan kita.

Keterampilan menulis itu penting dan akan mewarnai masa depan seseorang
e Alwasilah dan Suzanna (2005:15)
Itulah bukti kegagalan pengajaran menulis di masa silam. Kini diperlukan paradigma baru untuk merajut masa depan
2
T: Sesuai pengalaman Bapak, apa yang harus dilakukan sebelum menulis?
J: Bagi saya, titik awal untuk memulai kegiatan menulis itu adalah adanya ide/inspirasi/ilham. Setelah ada ide atau inspirasi, baru mencari, menggali, merenungkan fakta/data yang akan saya pakai untuk menjabarkan ide/inspirasi pokok tersebut. Tanpa ada ide/inspirasi rasanya kok sulit untuk memulai menulis.

Menulis memerlukan ide, inspirasi dan fakta
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Setiap kali menulis artikel para penulis berpijak pada segitiga Irex (Inspiration/ Ideas, Research, Experience) ketiga komponan itu saling terkait dalam proses kreatif.
3
T: Mohon dijelaskan, apa motivasi Bapak dalam menulis?
J: Motivasinya ya bisa macam-macam. Mungkin pas ada uneg-uneg pengin nulis, karena ingin menanggapi ide orang lain, atau karena penasaran melihat suatu fenomena yang sering terjadi adalah terpaksa karena tugas/pekerjaan.
Ide menulis datang dari mana saja
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
……kami lansung minta dikirim fotokopi laporan itu dan tergerak “berat” untuk menuliskannya dalamk sebuah artikel.
4
T: Kendala-kendala apa yang Bapak alami dalam proses menulis?
J: Kendala yang saya rasakan adalah keringnya/miskinnya ide, sering saya merasa ketinggalan dengan isu yang sedang berkembang sehingga sebelum menulis sudah ada semacam beban psikologis bahwa tulisan yang akan saya buat itu sudah basi.
Salah satu hambatan dalam menulis adalah kurangnya ide.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:96)
Para penulis pemula sering kali mengeluh sulitnya menuangkan ide ke dalam tulisan
5
T: Kenapa Bapak mengalami banyak kendala dalam hal menulis?
J: Mungkin karena kurang membaca itu ya…
Kendala menulis terjadi karena kurangnya membaca.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Bagi kami, inspirasi itu hampir selalu datang saat atau setelah membaca.
6
T: Apa yang paling sulit dalam menulis? Kenapa?
J: Ya itu tadi, masalah ide itu tadi. Sering sering saya merasa tertinggal dengan isu yang sedang ”hot”, kalaupun ada ide sering saya merasa sulit menentukan sudut pandang/angle mana yang akan saya pake sehingga tulisan saya menjadi menarik.
Kurangnya ide membuat orang sulit menulis.

7
T: Bagaimana cara bapak dalam mengatasi kendala-kendala tersebut?
J: Ya, itulah masalahnya. Paling saya coba berdiskusi dengan teman-teman yang saya anggap lebih ngerti tentang masalah terkait dan baca-baca sumber info yang terkait saja.
Diskusi dengan teman dan baca buku akanmengatasi masalah dalam menulis.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Sewaktu kami berkunjung ke UNY, Yogyakarta kami berdiskusi kesan-kemari dengan beberapa dosen……….jadi inspirasi itu dating lewat diskusi dengan sahabat.
8
T: Mohon dijelaskan, Apakah teori-teori menulis membantu bapak dalam kemampuan menulis?
J: Dalam hal tertentu ya, terutama untuk tulisan yang bersifat akademis, misalnya tentang skripsi atau tesis, kalau untuk tulisan yang lainnya saya merasa kurang terbantu oleh teori-teori tersebut.
Teori menulis bermanfaat pada moment-moment tertentu.

9
T: Apakah mata kuliah menulis waktu bapak kuliah banyak memberikan konstribusi kepada bapak dalam menulis?
J: Ya itu tadi, kalau dalam hal akademis seperti membuat makalah dll memang ya. Tapi kalau untuk menulis cerita, puisi atau artikel untuk koran/majalah sya merasa anggak banyak terbantu.
Mata kuliah menulis bermanfaat pada moment-moment tertentu

10
T: Kapan dan bagaimana bapak mendapat ide atau inspirasi untuk menulis?

J: Biasanya setelah baca tulisan orang tentang suatu isu yang menarik, melihat fenomena sekitar yang menyentuh hati atau lihat tayangan TV

Ide muncul setelah membaca artikel orang lain dan menonton TV
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Bagi kami, inspirasi itu hampir selalu datang saat atau setelah membaca.
11
T: Dalam keadaan apa bapak biasanya dapat menulis dengan tenang? Sambil mendengarka musikkah?

J; Biasanya kalau saya dalam keadaan mood, tenag dan melamun. Saya tidak bisa menulis dalam keadaan kalut atau situasi gaduh. Lebih asyik lagi kalau menulis sambil mendengarkan musik-musik yang kalem, melankolis atau lagu-lagu yang romantis. Rasanya itu gimana gitu loh… ide-ide rasanya jadi tercurah dan mengalir begitu saja.

Musik melankolis membangkitkan gairah untuk menulis.

12
T: Apakah bapak menyusun draft terlebih dahulu sebelum menulis? Kenapa?

J: Menyusun draft tentu saja ya. Tentu saja draft itu diperlikan terutama untuk tulisan-tulisan yang seperti makalah atau tesis karena kita perlu menghubung-hubungkan ide/fakta untuk mendukung, membuktikan atau memberi konteks pad aide dalam tulisan saya.

Menyusun draft itu penting dalam menulis.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
Ia berproses dalam prewriting, drafting, revising, editing and publishing.

e William Zinsser (http://www.right-writing.com/good.html)

Re-examine each sentence that you put on paper. Is every word doing new work? ... Simplify. Simplify."

13
T: Mohon dijelaskan langkah-langkah dalam proses menulis menurut pengalaman bapak sendiri?

J: Langkah-langaknya apa ya???? Mungkin pertama ada ide dulu, terus cari/merenungkan data/fakta/argumen yang bisa jadi pendukung argumentasi atau memberi konteks tulisan, terus bikin orat-oret atau draft itu tadi, kemudian baru menulis.

Yang pertama yang harus dilakukan dalam menulis adalah cari ide.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
Setiap kali menulis artikel para penulis berpijak pada segitiga Irex (Inspiration/ Ideas, Research, Experience) ketiga komponan itu saling terkait dalam proses kreatif.
14
T: Berapa kali bapak mengedit tulisan bapak?

J: Paling satu kali, setelah menulis kemudian kita baca ulang/koreksi mungkin ada tanda baca yang salah, ejaan salah, kata yang enggak tepat atau kalimat yang membingungkan. Setalah itu saya anggap selesai. Kecuali kalau ada masukan atau koreksi dari orang lain yang sifatnya fundamental maka saya perbaiki tulisan saya lagi. 

Pengedian itu perlu dalam menulis
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
Ia berproses dalam prewriting, drafting, revising, editing and publishing.
15
T: Apakah bapak mengadakan penelitian terlebih dahulu sebelum menulis? Kenapa?

J: Nggak mesti, kalau menulis skripsi/tesis kan memang tuntutan. Ya kalau hanya artikel/makalah saja hanya studi pustaka/baca-baca kemudian menuangkan ide sendiri.

Menulis tidak harus melakukan penelitian terlebih dahulu.

16`
T: Apakah seorang editor diperlukan dalam menulis? Kenapa?

J: Kalau untuk media masa seperti Koran, majalah, jurnal penelitian dsb, saya kira editor perlu, karena tiap-tiap media tersebut punya standar sendiri-sendiri dalam hal isi, gaya tulisan, tampilan dsb. Apalagi kalau untuk media dengan orientasi bisnis, editor itu saya rasa suatu kewajiban untuk ada.

Editor diperlukan dalam menulis.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
e Ia berproses dalam prewriting, drafting, revising, editing and publishing.
17
T: Berapa lama biasanya bapak menulis?

J: Nggak mesti, untuk makalah atau artikel ringan biasanya anggak lama. Bisa beberapa jam sampai satu atau dua hari. Kalau untuk tesis/skripsi bisa sangat lama.

Menulis memerlukan waktu
e Alwasilah dan Suzanna (2005:48)
Ajarkan menulis sebagai proses panjang yang memerlukan kolaborasi.
18
T: Menurut bapak, apa yang harus dilakukan untuk menjadi seoang penulis yang baik?

Wah, itu yang saya kurang tahu. Karena saya belum menjadi penulis yang baik. Enggak tepat kalau saya menjawabnya. Anada bisa Tanya ke penulis-penulis yang baik dan terkenal, seperti Pak Chaedar itu loo….

Untuk jadi penulis yang baik harus menayakannya langsung ke seorang penulis yang baik.
e Alwasilah dan Suzanna (2005:6)
Kami yakin bahwa belajar menulis itu seperti belajar kungfu, seyogiyanya berguru kepada “sang Jagoan” yang dibuktikan dengan karya-karyanya yang telah dipublikasikan
19
T: Apakah bapak puas dengan hasil tulisan bapak? Kenapa?

J: Enggak mesti, kadang puas, tapi yang sering merasa enggak puas, enggak tahu kenapa ya??? Mungkin karena merasa ide belum bisa tercurah maksimal atau setelah tulisan jadi, tulisan tersebut terasa dangkal.

Kurang percaya diri bisa jadi pemacu dan bisa juga menjadi hambatan.

20
T: Apa yang mengilhami bapak dalam menulis? Apa obsesi bapak dalam bidang menulis ini?

J: Biasanya kalau melihat penulis besar dan terkenal atau baca tulisan yang bagus dan menarik.
Obsesinya apa ya??? Mungkin kalau Allah mengizinkan saya ingin jadi penulis yang baik dan produktif. Kalau bisa malah saya ingin bisa hidup dari menulis.

Penulis-penulis besar mengilhami seseorang dalam menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JUKNIS PPDB MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2024-2025

 Berikut adalah juknis PPDB Madrasah tahun pelajaran 2024-2025 di link berikut ini: Juknis PPDB Madrasah 20224-2025 semoga bermanfaat