Sabtu, 06 Agustus 2016

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

BAB I : PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Salah satu prinsip profesionalitas guru adalah kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi empat aspek, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi-kompetensi tersebut dapat tercermin dan terintegrasikan dalam tugas mereka ketika melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan standar proses pembelajaran yang dilakukan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 telah menggariskan proses pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah sebagai pedoman terbaru untuk menciptakan kondisi ideal pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan sasaran Kurikulum tahun 2013. Menurut peraturan tersebut, pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Selanjutnya peraturan tersebut juga menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran berkualitas yang diantaranya adalah memfasilitasi peserta didik untuk mencari tahu, berinteraksi dengan sumber belajar, menggunakan pendekatan ilmiah, berbasis kompetensi, terpadu, berbasis keterampilan aplikatif, pemanfaatan TIK untuk efisiensi dan efektifitas kegiatan pembelajaran, dan suasana kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Khusus terkait pendekatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran, prinsip yang digariskan dalam peraturan tersebut terkait lima kegiatan inti yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Peraturan tersebut menggariskan susunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kaidah/prinsip pendekatan ilmiah tersebut.
Terkait dengan proses pembelajaran ideal sesuai dengan peraturan di atas, pada kenyataannya perlu pengamatan dan kontrol lebih lanjut dalam hal penerapan kondisi ideal di lapangan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Kegiatan Observasi Lapangan yang dilakukan oleh guru-guru diklat Bahasa Inggris Kelompok V mencoba menganalisa dan membandingkan proses pembelajaran di dalam kelas dengan obyek Proses Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas X di MA Darussalam Kab. Subang.

B.     Tujuan Studi Lapangan
Tujuan studi lapangan ini adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran Bahasa Inggris Madrasah Aliyah dalam mengintegrasikan antara teori yang dipelajari di dalam kelas dengan kenyataan yang ada di lapangan serta memperkaya wawasan tentang kegiatan pembelajaran di lingkugan yang berbeda.
2.      Menganalisa dan mengidentifikasi permasalahan proses pembelajaran pada kelas yang diamiati.
3.      Melakukan refleksi dan mencari alternatif pemecahan masalah dari permasalahan proses pembelajaran yang diamiati berdasarkan kondisi ideal yang digariskan dalam pelaksanaan kurikulum 2013.




BAB II            : KONDISI OBYEKTIF

A.    Gambaran Umum Objek Studi Lapangan
1.      Gambaran Umum Lembaga Pendidikan
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, dan pengumpulan beberapa dokumen, maka gambaran umum dari obyek studi lapangan yang diamati adalah sebagai berikut:

1.      Profile dan Prototyfe Pondok Pesantren Darussalam Kasomalang Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Nama  
:
Pondok Pesantren Darussalam
Alamat Sekretariat
:
Jl. Irian No. 20 Desa Kasomalangwetan Kec. Kasomalang Kab. Subang 41281 Telp. (0260) 481447 – 480123
 Alamat  e-mail
:
Tahun Pendirian
:
01 April 1985 M / 10 Rajab 1405 H.
Luas Awal Tanah
:
120 M2 (wakaf keluarga)
Luas Tanah (2009)
:
21.628 M2
Luas Bangunan (sekarang)
:
14.200 M2

2.      Data Keadaan Peserta Didik/Santri
a.       Santri mukim sesuai dengan kelas dan tingkatan pendidikan pada tahun pelajaran 2008-2009 sebagai berikut :


Kelas

Madrasah Tsanawiyah

Laki laki

Perempuan

Jumlah
VII
152
124
276
VIII
136
113
249
IX
5
102
197
Jumlah
383
339
722




b.      Peserta Didik Madrasah Aliyah

Kelas
Madrasah Aliyah
Laki laki
Perempuan
Jumlah
X
87
100
187
XI
75
89
164
XI
48
105
153
Jumlah
210
294
504
Jumlah Total Santri MTs/MA
593
633
1226

Keterangan : Seluruh Santri bermukim di Pesantren dan berasal dari seluruh Kabupaten di Jawa Barat, Jakarta, Banten, Sumatera, dan Maluku.
c.       Guru/Tenaga Pengajar
Jenjang
Depag
DPK
Yayasan
TT
Semua
Mts
1

53
2
56
MA
1

60

61
Jumlah
2

113
2
117

d.      Badan Pendiri
1. K. Abdul Ma’sum (al-marhum) / Kakek
2. K.H. Mu’allim ‘Uli Hidayat (al-marhum) /Ayah
3. KH. Ahmad Djuanda /Anak
Ketua Yayasan            : Prof. Dr. Juhaya S. Praja
Pimpinan                     : KH. Ahmad Djuanda, M.H.
Direktur                       : KH. Aom Jembar, Lc,. M.A.

e.       Sejarah Singkat
Pondok Pesantren Darussalam Kasomalang didirikan pada tanggal 10 Rajab 1405 H. yang bertepatan dengan tanggal 01 April 1985 M. Didirikan oleh 3 (tiga) orang senasab yakni : pertama Embah Ma’sum yang lebih dikenal dengan sebutan Ajengan Cikupa, kedua Bapak Kyai H. Mu’alim Uli Hidayat (KH. MU. Hidayat) dan ketiga K. Ahmad Djuanda, ketiganya adalah Kakek, Ayah dan Anak.
Awal berdirinya, Pondok Pesantren Darussalam hanya memiliki areal tanah dari wakaf keluarga seluas 120 M2 dengan jumlah santri angkatan pertama sebanyak 16 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

f.       Visi, Misi, Tujuan dan Jenis Program Kegiatan
1). Visi
Mencetak kader-kader ulama yang berwawasan ilmu pengetahuan dan kemasyarakatan memenuhi tuntunan dan tantangan dunia global berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt.

2). Misi
a)      Menanamkan disiplin akhlak kepada para siswa
b)      Membimbing beristiqomah dalam keimanan dan peribadatan
c)      Meningkatkan kualitas pendidikan-pengajaran sesuai perkembangan iptek
d)     Membina pendidikan kemasyarakatan

3). Tujuan
a)      Mendidik siswa berakhlak mulia
b)      Mendidik siswa berpengetahuan luas dan berpikiran bebas
c)      Mencetak siswa menjadi kader-kader muslim cendekia

4). Jenis Program Pendidikan
a)      Kuliyatul ‘Ulum al-Islamiyah (KUI)
Diselenggarakan selama 6 tahun terdiri dari 3 tahun Madrasah Tsanawiyah dan 3 tahun Madrasah Aliyah.
b)      Madrasah Tsanawiyah
Diselenggarakan selama 3 tahun dan merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan KUI selama 6 tahun.
c)      Madrasah Aliyah
Dislenggarakan selama 3 tahun, merupakan bagian akhir dari jenjang pendidikan KUI selama 6 tahun. Sementara baru ada dua jurusan yaitu jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
d)     Perguruan Tinggi
Sejak tahun 2001 Pondok Pesantren Darussalam mulai menyelenggarakan Perguruan Tinggi Agama Islam, sementara ini baru meyelenggarakan satu fakultas, yaitu fakultas tarbiyah, dan fakultas-fakultas lain dalam rencana.
5). Kegiatan Santri/Peserta Didik
Kegiatan santri Podok Pesantren Darussalam antara lain :
a)      Belajar formal di kelas oleh Ustadz
b)      Belajar bersama mala hari dibimbing oleh Ustadz
c)      Belajar kitab kuning oleh Ustadz
d)     Kursus bahasa Arab dan Inggris
e)      Kursus Komputer
f)       Latihan pidato atau muhadhoroh 2 kali seminggu
g)      Latihan pramuka 1 kali seminggu
h)      Pembinaan bakat olah raga seperti sepak bola, basket, voli, bela diri, senam dan lain-lain.
i)        Pembinaan seni dan keterampilan seperti seni qiro’at, seni qosidah, nasyid, musik, kaligrafi, dan seni lukis.
Santri juga dididik untuk menjadi pemimpin dalam wadah Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Darussalam (OPPD) dan menjadi penanggung jawab dan pembimbing (mudabir) dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

2.      Gambaran Proses Pembelajaran
Kelas yang kami observasi adalah kelas X MA putra, dengan jumlah siswa 20. Para siswa yang kami amati mereka sudah siap untuk mengikuti pembelajaran dengan gurunya hal ini dibuktikan semua siswa sudah berada di kelas sebelum guru datang, dan mereka sudah duduk rapi dan siap untuk menerima pelajaran dari sang guru.
Kelas yang kami observasi semaunya laki-laki, hal ini memang sesuai dengan aturan lembaga yang memisahkan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kegiatan proses KBM, ada sisi posotif yang kami lihat disini, dimana semua siswa bisa lebih konsentrasi belajar dan fokus kepada pelajaran yang disampaikan guru dan kelas menjadi relatif kindusif dan tenang.
Adapun kondisi fisik kelas masih kurang kondusif untuk belajar, dimana kelas tersebut masih kurang penerangan dan kurang bersih.

B.     Indentifikasi Masalah
Secara umum lembaga pendidikan ini sudah berjalan dengan baik, hal ini didukung oleh para pengasuh, guru dan staff serta santri santriwati dan juga wali santrinya. Sehingga semua bisa berjalan dengan kondusif dan efektif. Namun terkait kondisi pembelajarana didalam kelas yang kami amati, teridentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.      Belum memaksimalkan media pembelajaran dan sumber belajar dalam pada proses pembelajaran di dalam kelas.
2.      Suasana kelas kurang interaktif dan menyenangkan.
3.      Metode dan model pembelajaran yang belum nampak bervariasi.
4.      Suasana kelas yang kurang representatif dan kondusif dikarenakan lingkungan kelas yang gelap dan kurang bersih.



BAB III: KAJIAN
A.    Analisa Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi pada proses pembelajaran di lapangan, maka kami dapat menganalisis beberapa hal sebagai berikut:
1.      Pada proses belajar mengajar di dalam kelas, guru hanya menggunakan media pembelajaran berupa teks yang telah ditulis oleh siswa dan papan tulis serta suara guru.
2.      Pada proses penerapan metode pembelajaran hanya beberapa siswa yang mampu melakukan hubungan interaktif dengan guru, dan tidak terjadi hubungan interaktif antar siswa.
3.      Penggunaan metode pembelajaran belum spesifik dan muncul dengan model tertentu sehingga suasana kelas cenderung monoton meskipun sasan pembelajaran telah sesuai dengan yang diharapkan.
4.      Suasana kelas yang kurang terang dan kurang bersih membawa pada kondisi belajar yang kurang nyaman dan menyenangkan.

B.     Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menganalisa masalah-masalah yang terjadi pada proses pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Pada proses belajar mengajar di dalam kelas, guru dapat  mengintegrasikan konsep pembelajaran berbasis IT, dengan penyediaan media dan sumber belajar lain seperti buku teks, kamus, dan media/sumber belajar lain yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. 
2.      Proses pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih spesifik seperti ‘pair/group discussion’, untuk lebih memfasilitasi hubungan interaktif antara peserta didik dengan guru dan antar peserta didik itu sendiri.
3.      Untuk proses pembelajaran yang kondusif dan representatif, diperlukan fasilitas penerangan yang memadai dalam kondisi seperti yang diamati, dan kondisi kelas yang bersih.


BAB IV: PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan melalui identifikasi masalah, analisa situasi dan permasalahan pembelajaran serta alternatif pemecahannya, maka dapat disimpulkan sebagai bahwa proses pembelajaran telah didukung oleh kondisi lingkungan dalam bentuk komunitas belajar pesantran (boarding school) yang dapat berdampak positif bagi siswa. Meskipun demikian, kondisi pembelajaran di dalam kelas masih terbentur pada permasalahan kondusifitas dan efektifitas proses pembelajaran dikarenakan dukungan media/sumber belajar yang belum maksimal, penggunaan metode yang belum spesifik dan variatif, dan kondisi ruang kelas yang memerlukan pembenahan dari segi kerapihan dan penerangan.
Terkait dengan hal di atas maka alternatif pemecahan masalah, salah satunya adalah pemenuhan dan upaya maksimal pemanfaatan media dan sumber belajar. Selain itu pengetahuan dan penerapan guru terkait metode/model pembelajaran yang lebih spesifik dan interaktif dapat membuat hasil pembelajaran lebih optimal. Dukungan kondisi kelas yang nyaman dan kondusif dapat diatasi dengan penerangan kelas yang memadai dan kondisi kelas yang lebih bersih dan menyenangkan.

B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil observasi lapangana yang dipaparkan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1.      Proses pengamatan hendaknya lebih teliti terkait relevansi antara skenario pembelajaran dan proses pembelajaran.
2.      Optimalisasi pengamatan yang obyektif dapat dilakukan dengan ‘shoot on the spot observation’ (tanpa memberi kesempatan obyek untuk memanipulasi situasi) dengan waktu pengamatan yang bervariasi.
Selain itu, saran-saran untuk lembaga yang menjadi obyek penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Pembelajaran agar lebih efektif difasilitasi dengan media dan sumber pembelajaran yang lebih memadai.
2.      Kegiatan proses pembelajaran dapat diintegrasikan dengan pembelajaran berbasis IT.






DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah.
Profil Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Darussalam Kab. Subang.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JUKNIS PPDB MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2024-2025

 Berikut adalah juknis PPDB Madrasah tahun pelajaran 2024-2025 di link berikut ini: Juknis PPDB Madrasah 20224-2025 semoga bermanfaat