Omong-omong dengan Penulis Pemula
Untuk mendapat pemahaman komprehensif ihwal proses
kreatif di balik sebuah karya tulis, kita harus bertanya langsung kepada
seorang penulis, bukan kepada pakar teori menulis. Penulis menjawab dengan
pemahaman sendiri, ilmuwan yang bukan penulis menjawabnya serta “katanya”.
Berikut ini hasil omong-omong dengan Indiana Ayu Alwasilah (17 tahun) yang
tulisannya dimuat pertama kali di sebuah media massa
di Bandung .
Coded Transcriptions
|
Critical Analysis (Propositions)
|
Extent Theories
|
T:
Coba Jelaskan dari mana datangnya ide menulis dengan judul “Dear Diary”
itu
J: Awalnya
dari diskusi dengan seorang teman mengenai ketertarikan untuk mengisi kolom
inspirasi di suplemen Pikiran rakyat untuk remaja. Dari situlah saya
tiba-tiba mempunyai ide untuk menulis tentang diary.
|
Inspirasi
bisa datang dari mana saja
(Inspiration
comes from anything, anytime and anywhere)
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:150)
|
T:
Berapa lama kamu menulis artikel itu? Coba
jelaskan tahap-tahap proses menulis dari draft awal, revisi, dan editing
sebelum dikirim ke Pikiran rakyat?
J:
Kurang lebih sealma tiga bulan. Karena artikel tersebut tidak saya kerjakan
dalam satu waktu, tetapi saya kerjakan ketika saya sedang rileks dan
mempunyai ide yang menurut saya menarik untuk dimasukkan ke dalam artikel
tersebut. Sehingga saya tidak merasa terbebani untuk segera menyelesaikannya.
Awalnya saya mencari lirik lagu yang tepat untuk “pembukaan” artikel
tersebut. Setelah itu, saya mmbuat paragraph “perkenalan”, dilanjutkan denan menambahkan
paragraph-paragraph yang berisi pengalaman empiris, dan terakhir kesimpulan
yang saya dapatkan dari artikel tersebut
|
Menulis
bukan kegiatan yang bisa diselesaikan dalam satu tahap, tapi butuh waktu dan
proses.
(Writing
is not an easy task but it needs concentration, time and process)
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:48)
|
T:
Coba jelaskan, dari semua tahapan itu (menulis draft awal, revisi, edting)
mana yang paling sulit dan paling mudah dilalui.
J:
Yang paling mudah adalah ketika saya membuat paragraph-paragraph yang
berhubungan dengan pengalaman pribadi, karena hal tersebut lebih mudah untuk
diekpresikan. Dan bagian yang tersulit adalah ketika memulainya, bias
dikatakan bahwa pada saat itusaya sulit untuk mencari kata-kata untuk
mengawalinya. Untuk memudahkannya, saya membaca artikel-artkel yang sudah
dimuat di kolom yang sama. Dan saya rasa hal itu cukup membantu.
|
Menulis
akan mudah jika didukung oleh data empiris
(Writing
is easy if it is supported by empirical data}
Tahapan
awal menulis adalah tahapan yang paling sulit dalam menulis.
(First
draft is the most difficult phase in writing)
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:151)
e Alwasilah dan Suzanna (2005:96)
|
T:
Dari sekian banyak novel yang kamu baca, adakah novel yang paling kamu suka
dan mengilhami tulisan itu?
J:
Ya, di antaranya serial novel The Princess Diaries.
|
Hobby
akan sangat membantu bagi penulis
(Interest
or hobby strongly helps writer)
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:146)
|
T:
Tulisan itu diwalai dengan lirik lagu Barat. Mengapa demikian?
J: Karena
pada saat saya mempunyai ide untuk menulis artikel tentang diary, aya
teringat dengan sebuah lagu yang berjudul Dear Diary. Ketika akhirnya
saya menemukan lirik lagu tersebut, saya langsung semangat untuk memuali
menulis artikel tersebut.
|
Menulis
memerlukan stimulus dan respon-respon positif
(Writing
needs stimulus and responses)
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:105)
|
T:
Kira-kira apa atau siapakah yang paling berjasa sehingga kamu mampu menulis?
J:
Orang tua sayalah yang paling berjasa. Karena mereka mengajarkan saya untuk
banyak membaca sejak kecil dan memberikan saya banyak novel dan buku sehingga
secara tidak langsung saya mulai mengerti teori menulis. Bahkan dengan
membaca banyak buku, saya merasa terlatih dan terilhami dalam hal
|
Lingkungan
sangat berpengaruh terhadap kemampuan menulis
(Environment
or milieu extremely affects writer in writing skill)
|
Alwasilah
(2006:111)
“Pokonya
Sunda”
|
T:
Pernahkah kamu membaca buku panduan atau buku petunjuk menulis? Kalau idak
pernah, dari manakah datangnya keterampilan menulis itu? Kalau pernah sejauh
mana itu membantu kamu menulis?
J:
Pernah. Tetapi menurut saya kurang membantu, karena sebelum selesai saya
membaca buku tersebut, saya selalu merasa bosan. Buku-buku panduan membuat
saya merasa didikte. Saya merasa lebih baik membeli novel dai pada membeli
buku panduan menulis. Let it flow saja.
|
Teori
menulis tidak memberikan konstribusi yang signifikan terhadap kemampuan
menulis.
(Theory
gives no more contributions to the writing skill)
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:15)
|
T: Apa
yang kamu pelajari dari pelajaran Bahsa Indonesia di sekolah? Sejauhmana itu
melatih kamu menulis?
J:
Menurut saya, pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah lebih banyak menekankan
pada pemahaman teori dari pada praktiknya. Sehingga kurang membantu dalam
melatih menulis. Buat apa teori kalau tidak dipraktikkan?
|
Practice
makes perfect
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:5)
e The Wise Words
|
T:
Apa resep bagi teman-teman kamu yang ingin belajar menulis?
J:
Perbanyak membaca. Karena dengan banyak membaca, secara tidak langsung kita
terlatih untuk menulis
|
A
good writer is a good reader but a good reader is not always a good writer
|
e Alwasilah dan Suzanna (2005:7)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar